Hidup Sehat dan Produktif di Zaman Modern yang Dinamis.

Perkenalan sering kali terjadi tanpa kita duga ataupun rencanakan sebelumnya.
Perkenalan saya dengan suami di perpustakaan kampus sama sekali tidak terencana. Demikian juga perkenalan saya dengan dunia food photography maupun food styling yang berujung menjadi pekerjaan saya saat ini. Berawal dari kegiatan mengisi waktu dengan membuat food-blog ini saat anak-anak saya masih balita. Berlanjut ketika saya mempelajari food photography serta penataan makanan secara otodidak, akhirnya di sanalah saya menemukan bidang unik yang dengan senang hati saya perdalam. Semua mengalir begitu saja. Tanpa terduga.

Nah selalu ada yang unik mengenai perkenalan. Perkenalan saya dengan dunia masak memasak juga terjadi di luar rencana, sekalipun awalnya agak terpaksa dan itupun terjadi setelah saya menikah. Tak disangka, di kemudian hari kegiatan ini banyak membawa berkah untuk saya maupun keluarga saya. Dulu saya tidak bisa membedakan jahe, lengkuas, kunyit dan kencur. Sekarang, tidak ada masalah mengenai bumbu ataupun rempah dan keluarga saya bisa menikmati masakan rumah kapan saja. 
Yang terunik adalah perkenalan saya dengan temulawak. Dulu yang terbayang di pikiran saya, temulawak adalah jenis jamu-jamuan pahit. Itu saja. 
Hingga tanpa diduga, saya mengalami demam 'aneh'! Panas badan saya naik turun tanpa kejelasan. Ini terjadi tahun 2001, saat saya masih kerja kantoran dan sedang punya bayi kecil.
Belakangan terdeteksi kalau organ hati saya sedang protes berat dan selidik punya selidik, penyebabnya adalah karena saya yang sebelumnya tidak terbiasa mengkonsumsi obat memutuskan untuk mengkonsumsi obat pereda sakit kepala yang berlabel 'extra', itupun hanya 1 kapsul. Sebenarnya alasan saya memilih yang 'extra' itu adalah karena saya kebetulan tidak menemukan obat dengan versi reguler. 

Oleh Pak Dokter yang baik hatinya itu saya diberi satu jenis obat saja. 
"Mbak, ini bukan obat berbahan kimia, ini ekstrak temulawak yang sudah diolah menjadi kapsul". Sebagai seorang yang sangat menyukai segala yang beraura alami, saya lega sekali. 
"Temulawak ini sebenarnya produksi Indonesia, tapi dieksport ke luar negeri dan diolah di sana kemudian dikirim kembali dalam bentuk kapsul ini", begitu penjelasan lanjutan dari Pak Dokter ahli penyakit dalam. Beberapa hari mengkonsumsi obat tersebut, saya sembuh dan tidak ada masalah dengan organ hati saya, hingga saat ini. 

Satu hal yang terekam dalam otak saya adalah bahwa temulawak telah membantu memulihkan organ hati saya dan saya tidak akan pernah lagi mengkonsumsi obat dengan label 'extra'. Ternyata kandungan kurkumin dalam temulawak yang bekerja menyembuhkan. Sejak itu saya sangat menghargai tumbuhan jenis akar-akaran satu ini. Saya mempelajari lebih jauh dan menemukan banyak manfaat dari temulawak ini.

Saya yakin masih banyak yang belum membayangkan seperti apa temulawak itu?
Nah, seperti inilah bentuknya.
Temulawak merupakan tumbuhan berbentuk akar dan rimpang (batangnya tumbuh di bawah tanah). Ukurannya lebih besar dibandingkan rempah akar-akaran yang biasa kita gunakan sebagai bumbu dapur. Bandingkan dengan jahe atau kunyit, yang berukuran lebih kecil, satu buah temulawak muat dalam satu genggaman tangan.
Tanaman ini memang jarang dipakai untuk bumbu dapur, tetapi dimanfaatkan untuk kesehatan.
Selain untuk memelihara kesehatan hati, temulawak ternyata juga dapat membantu mengurangi radang sendi, menjaga fungsi lambung, bahkan menurunkan lemak darah.
Karenanya menjadikan temulawak sebagai asupan sehari-hari bisa menjadi pilihan kami.
Tapi kebayang tidak sih gimana repotnya, kalau saya harus ngubek-ngubek temulawak tiap hari?
Bukannya 'sok sibuk', tapi aktifitas saya sebagai ibu yang mengurus suami dan dua anak (tanpa pembantu), juga kerja paruh waktu sebagai food photographer, stylist, yang terkadang menulis artikel juga blogging, rasanya sebisa mungkin beberapa pekerjaan baiknya dicari praktisnya saja.

Untungnya di zaman modern ini sudah tersedia Herbadrink Sari Temulawak, terbuat dari bahan alami yang dikemas dalam bentuk sachet yang praktis dan higienis. Cukup dicampur air, diaduk rata dan tinggal dinikmati. Jangan khawatir dengan masalah ampas atau endapan yang akan tersisa di bagian bawah gelas kita. Karena telah diolah dengan teknologi tinggi, minuman Sari Temulawak yang dihasilkan tidak meninggalkan endapan. Praktis sekali dan keluarga saya bisa menikmatinya kapan saja. Istimewanya lagi, produk ini tanpa bahan pengawet!

Kerennya, Sari Temulawak tersedia juga dengan kemasan yang 'sugar free'. Pahit dong?
Ternyata tidak, karena Sari Temulawak Sugar Free ini menggunakan pemanis buatan Sukralosa yaitu pemanis buatan tanpa kalori yang tidak memiliki efek ada metabolisme karbohidrat, kontrol glukosa darah ataupun pelepasan insulin. Pemanis ini masuk kategori aman untuk digunakan dan tentu telah mendapat persetujuan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Favorit kami menikmati minuman Sari Temulawak pada sore hari, selepas beraktifitas yang cukup padat dari pagi harinya. Minuman Sari Temulawak ini tidak saya sajikan polos begitu saja. Biasanya saya sediakan aneka topping yang bisa dipilih oleh masing-masing anggota keluarga sesuai selera. Potongan buah seperti nanas, buah naga ataupun kiwi sering menjadi pilihan, juga potongan sari kelapa atau butiran cantik biji selasih sangat cocok untuk sajian Sari Temulawak dingin. Minuman dengan bahan alami ini tentu bersahabat baik dengan aneka topping berbahan alami tersebut.
Buat seorang ibu, sangat menyenangkan jika bisa menyediakan sajian yang sehat untuk keluarganya.

Selain untuk teman minum di sore hari, terkadang saya menyeduh Sari Temulawak hangat saat harus menyelesaikan tugas menulis artikel pada malam hari ataupun saat harus mengumpulkan data untuk bahan tulisan.
Saya yakin Sari Temulawak membantu meningkatkan stamina tubuh saya.
Saya merasa mendapat ekstra energi untuk menikmati pekerjaan saya hingga larut malam dan asyiknya, keesokan harinya saya tidak tampak kelelahan dan dapat tetap beraktifitas secara normal. Tentu saja jumlah jam tidur tetap harus dikompensasi setelah defisit tidur ya.


Karena kepraktisannya yang 'tinggal seduh', packaging-nya yang tertutup rapi dan higienis, rasa dan aromanya yang cukup enak, saya menikmati kemudahan untuk membawa kemasan Herbadrink Sari Temulawak untuk kemudian diseduh sesaat sebelum diminum. Saran saya gunakan botol kaca untuk Sari Temulawak yang akan disajikan dingin dan tinggal seduh sebelum di gunakan. Hal seperti ini saya lakukan saat berolah raga atau ketika harus melakukan aktivitas pekerjaan di luar rumah. Sangat praktis dan kemungkinan untuk tumpah lebih kecil.

Pic : Sabtu pagi di Taman Situ Lembang, Menteng, Jakarta Pusat.
Nah, jadi cukup beruntung di zaman moderen ini, kita bisa tetap menikmati minuman herbal yang telah dikemas praktis, dengan rasa yang sangat bersahabat dengan lidah serta tetap memperoleh khasiat dari kekayaan alam ini secara maksimal.
Tidak perlu ada lagi cerita tentang 'derita minum jamu' di masa serba praktis ini, atau drama turunnya stamina saat dikejar deadline... 
karena hadirnya Sari Temulawak sangat cocok untuk ritme kehidupan zaman moderen yang serba cepat dan dinamis, sekaligus masa di mana masyarakat sangat perduli tentang ke-alamian produk yang dikonsumsi.
Herbadrink Blog Compeition: Life Style Story with Sari Temulawak

Yuk nikmati hidup sehat bersama Herbadrink Sari Temulawak.

Comments

nurul rahma said…
semoga juara mba Vaniaa
sukaaaak bacanya ngalir banget nget
kindly visit my blog --> bukanbocahbiasa(dot)com
Vania said…
Salam kenal Mbak Nurul. Terimakasih udah mampir, ...ntar saya mampir ke blognya ya.
Pengen hidup sehat tapi banyak banget hambatannya...